Skenario Film (latihan 1)
Sebuah skenario film
19:40
Adaptasi bebas dari sebuah cerpen
“Sepotong Senja Untuk Pacarku”
Karya
Seno Gumira Ajidarma
Skenario oleh
Arif M Rasyid
Sinopsis
19:40
Film
ini menceritakan tentang seorang Alina yang menunggu suaminya pulang dari medan
tempur. Ia terus mendatangi stasiun kereta api tempat para prajurit kembali
dari medan tempur, ia dengan setia menunggu pada sebuah peron dengan
harap-harap cemas, ketika suami yang ia tunggu tiada, ia pun meninggalkan
stasiun itu dengan perasaan yang cemas. Kemudian ia akan kembali keesokan
harinya menuju stasiun yang sama dengan peron yang sama pula, ia pun akan duduk
dibangku yang sama dengan hari kemarin ia duduki. Ia selalu berpakaian rapi
dengan memakai rok se-lutut, memakai sweater berwarna putih, sepatu dengan hak
yang tidak terlalu tinggi, riasan sederhana namun tampak elegan, tangannya
selalu memegang tas kecil yang cocok dengan pakaiannya, dan baju berwarna
putih.
Ia
selalu duduk manis di bangku itu, sesekali ia selalu berdiri dan memerhatikan
setiap orang yang turun dari kereta api yang datang. Ia selalu tampak
menghitung setiap orang dengan jarinya yang tampak diberi warna kutek merah,
bibirnya selalu menghitung dengan teliti, rona lipstick warna merah muda selalu terlihat dengan anggun, ketika
suami yang telah lama ia tunggu tidak ada, ia pun akan duduk kembali dan
menyilangkan kakinya. Setiap hari Alina seperti itu. Sementara sang suami
selalu sibuk dengan pertempurannya di medan laga, ia memang sesekali rindu
dengan istrinya yang cantik jelita, - Alina. Ia sesekali terlihat menangisi
foto istrinya yang selalu ada di dalam kantongnya, sambil selalu berkata “aku
pasti kembali, sayang! Kau harus tunggu aku sebentar lagi! Aku sedang sibuk membunuh
para pembangkang ini!”. Suatu hari, sang suami disarankan oleh seorang
sahabatnya untuk mengirimi istrinya surat, untuk sekadar memberitahu istrinya
mengenai keadaannya di medan tempur. Atau bisa saja menjadi pelipur lara di
medan tempur, tak membutuhkan waktu lama, ia pun rajin menuliskan keadaannya di
medan tempur pada secarik kertas, kemudian ia menyimpannya untuk kemudian
dikirim melalui tukang pos yang selalu ada di markasnya. Tak satu pun kejadian
luput dari pengamatannya, ia selalu menuliskan semua kejadian. Ia berharap sang
istri bisa memahami keadaan dirinya di medan tempur.
Suatu
hari, ia sampai di sebuah pantai, kemudian ia membayangkan dirinya dan istrinya
berlibur di pantai itu, dengan deburan ombak yang merayu-rayu untuk dicumbui,
dengan refleks ia menuliskan keadaan itu dan mengirimkannya pada sang istri,
namun hal buruk terjadi ia terkena serangan bom, lalu ia pun harus menerima
kenyataan jika kaki yang ia jadikan pijakan sekian lama harus musnah tak
bersisa, ia kemudian dihinggapi rasa malu yang luar biasa, rasa hina yang luar
biasa, tetapi ia tidak pernah mengungkapkan kejadian itu pada istrinya, dan
berharap istrinya bisa menerima ia apapun yang terjadi...............*
SC.1.INT.STASIUN KERETA API – PAGI
FADE IN.
Snapshots (melatar-belakangi CREDIT TITLE & OS) :
ESTABLISH. Memperlihatkan situasi stasiun kereta api; terlihat
beberapa orang dengan pakaian rapi sedang menunggu kereta api yang datang pada
sebuah bangku yang terpasang memanjang, satu orang terlihat sedang sibuk dengan
buku catatannya, ia sesekali membetulkan kaca matanya, satu orang terlihat
sedang santai dengan tangan di lipat di dadanya, sesekali ia melirik setiap
wanita yang melintas di hadapannya, kemudian beberapa orang terlihat gelisah
karena menunggu kereta yang mereka tunggu lama datangnya, seorang petugas
kereta api sedang sibuk mengatur lalu lintas penumpang ia sesekali memakai
peluitnya untuk menertibkan penumpang, ia terlihat sangat kelelahan, terlihat
sebuah kereta datang, kemudian beberapa penumpang berdiri bersiap masuk ke
dalam kereta;
CAMERA FOLLOW. Memperlihatkan Alina yang datang dengan pakaian
rapi, rambut yang diurai dengan memakai sebuah bando di kepalanya, baju
berwarna putih, dan sweater berwarna senada, rok yang panjangnya selutut
berwarna cream, sepatu berhak rendah
berwarna hitam, ia terlihat berjalan dengan santai, sesekali ia menengok ke
arah peron seberang, namun matanya kembali tertuju pada sebuah bangku yang ada
di depannya;
ESTABLISH. Memperlihatkan Alina yang duduk pada sebuah bangku,
sesekali ia berdiri ketika ada sebuah kereta yang datang, kemudian ia terlihat
menghitung orang-orang yang melewatinya, tak lama ia kembali duduk, kemudian ia
memerhatikan setiap orang yang turun dari kereta berikutnya;
(CREDIT TITLE berakhir dan menampilkan MAIN TITLE)
DISSOLVE TO :
SC.2.INT.STASIUN KERETA API – PAGI
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah stasiun kereta api dengan beberapa kereta
api yang diam, terlihat beberapa penumpang berdesakan masuk ke dalam kereta
tersebut, terlihat seorang penjaga kereta sedang sibuk mengatur lalu lintas
kereta, ia sesekali menggunakan peluitnya untuk memberitahu masinis, terlihat
beberapa orang sedang menunggu kereta api, mereka duduk pada sebuah bangku yang
terletak tidak jauh dari tempat penjualan tiket, terlihat Alina datang dengan
menggunakan pakaian yang sangat menarik, baju berwarna putih bermotif polkadot
hitam, dibalut dengan sweater warna kuning muda, rok yang dipakai senada dengan
bajunya, dan berwarna hitam berhak rendah, ia terlihat menuju sebuah bangku,
kemudian ia duduk, ia sesekali membuka tas kecilnya, mengambil sebuah cermin
kecil dan merapikan riasan yang menempel di wajahnya, kemudian ia memasukkannya
lagi.
C U :
ALINA
VO : aku harap ia kembali hari ini, aku sudah terlalu
lama menunggunya pulang, ini sudah hampir 4 bulan ia meninggalkanku, aku sangat
rindu dengannya, semoga saja ia bisa datang dan menyapaku di sini (tersenyum)
CUT TO :
Snapshots : ESTABLISH.
memperlihatkan sebuah kereta api yang datang ke stasiun itu;
CUT TO :
CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : sayang kaukah yang ada di dalam kereta api ini?
Ini aku adindamu terkasih datang untuk menjemputmu! (berdiri lalu berjalan
menuju kereta itu)
CUT TO :
Snapshots : ESTABLISH.
memperlihatkan para penumpang yang turun dari kereta api, kemudian mereka
berjalan menuju pintu keluar, terlihat Alina berjalan menuju kereta tersebut,
ia kemudian terlihat menerawang mencari-cari seseorang, sesekali ia menyenggol
seseorang, secara refleks ia berkata “maaf!” dan tersenyum, tak lama setelah
mencari, ia terlihat kelelahan, terlihat kereta pun sudah kosong, ia kemudian
duduk kembali di bangku yang sama;
CUT TO :
L S :
ALINA
VO : mungkin kereta berikutnya kau ada di dalamnya,
aku akan setia menunggumu, sampai kapan pun,.....(menyeka keringat di wajah)
CUT TO :
Snapshots : ESTABLISH.
memperlihatkan Alina yang menunggu dengan waktu yang cukup lama, sesekali ia
melihat ke arah luar untuk melihat hari, kemudian ia kembali fokus pada stasiun
tersebut, ia sesekali terlihat mengobrol dengan penumpang perempuan yang duduk
di sampingnya, kemudian setelah penumpang perempuan itu pergi, ia pun kembali
fokus pada setiap kedatangan kereta api, lalu ia pun kembali melihat ke arah
luar, terlihat matahari mulai menguning, ia pun bangkit, dan merapikan bajunya,
terlihat Alina meninggalkan stasiun kereta api tersebut;
CUT TO :
CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : mungkin hari esok kau akan ada di peron stasiun
kereta ini, aku selalu menunggumu, sampai kapan pun, (menghela nafas)
DISSOLVE TO :
SC.3.EXT.MARKAS PRAJURIT – MALAM
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah markas prajurit dengan beberapa senapan
terpampang di setiap tenda, terlihat beberapa prajurit dengan mengobrol dengan
prajurit yang lain, mereka terlihat akrab, terlihat seorang prajurit yang
kelihatannya berpangkat tinggi sedang mondar-mandir memeriksa keadaan
markasnya, ia sesekali memegang pundak prajurit dan tersenyum, terlihat
beberapa prajurit sedang mendapatkan perawatan dari seorang perawat laki-laki,
mereka tampak menahan rasa sakit, terlihat seorang prajurit sedang duduk dan
memegangi sebuah kertas yang ternyata foto, matanya terlihat menahan tangis,
kemudian ia menyeka air matanya tersebut.
L S :
TEDI
VO : andai perang ini tiada, aku tidak akan tinggal
berjauhan denganmu, adinda.. (memegangi foto Alina) apa kau tahu situasi di
sini? Di sini sangat kacau, aku sangat ketakutan di sini, setiap waktu aku
harus tetap terjaga agar keselamatanku dan keselamatan semua temanku terjaga,
aku dihinggapi rasa ketakutan yang luar biasa, seandainya kau ada di sini
mungkin kau akan merasa iba padaku dan aku yakin kau akan menyuruhku untuk
pulang ke rumah dan tidur di rumah (menangis)
CAMERA FOLLOW :
TEMAN TEDI
Hei,
apa yang kau alami sepertinya kau tertekan oleh satu hal (menghampiri Tedi)
ayolah, ceritakan padaku, aku kan sahabatmu di sini, ayo cerita! (tersenyum)
INS. : ESTABLISH.
memperlihatkan Tedi yang menceritakan semua penderitaannya pada temannya itu,
ia terlihat sangat serius menceritakan semua kegundahan hatinya;
DISSOLVE TO :
SC.4.INT.RESTORAN – PAGI
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah restoran berwarna coklat dengan kursi serta
meja yang berwarna coklat tua dan terbuat dari bahan kayu, terlihat seorang
pelayan berdiri di samping pintu utama masuk, setiap ada pelanggan yang masuk
ke dalam restoran itu, ia memberikan salam, di dalam restoran terdapat beberapa
orang sedang menikmati makanan mereka, diantara mereka terdapat beberapa orang
asing yang sedang menikmati makanan mereka, seorang kasir terlihat sibuk
meladeni orang-orang yang akan meninggalkan restoran tersebut, Alina terlihat
memasuki restoran, ia memakai setelan cukup rapi, dengan memakai baju berwarna
putih dan rok berwarna merah muda, ia memakai sepatu tak berhak, ia terlihat
sangat anggun, kemudian seorang pelayan menyambutnya dengan senyuman, lalu ia
memesan tempat, ia pun langsung duduk di tempat yang telah ia pesan, ia tampak
sedang menunggu seseorang.
L S :
ALINA
VO : restoran ini sangat berkesan denganku dan
suamiku, pertama kali ia membawaku ke sini, aku merasa terasing di tempat ini, tapi
ia terus menguatkan aku untuk tetap berlagak seperti mereka yang makan di sini (menarik
nafas dan tersenyum) ia memang sosok kuat dan sering membuatku merasa senang,
aku dulu memang sempat tidak akan memilih dia, aku merasa bahwa aku tidak
pantas untuk dia, buatku dia terlalu sempurna untukku, tapi ia begitu keras
mendapatkan hati aku, ia juga bekerja sangat keras untuk memenuhi semua
kebutuhanku, andai ia di sini pasti ada satu hal yang ingin aku katakan
padanya, terima kasih (mata berkaca-kaca dan tersenyum)
INS. : CAMERA
FOLLOW. memperlihatkan seorang pelayan perempuan yang menghampirinya;
CAMERA PAN TO :
PELAYAN
Maaf, nona anda
mau pesan apa? (tersenyum)
CAMERA PAN TO :
ALINA
Saya
sedang menunggu teman saya, jadi saya akan panggil anda jika teman saya sudah
datang, untuk sementara saya pesan minuman anggur saja, terima kasih
(tersenyum)
INS. : CAMERA
FOLLOW. memperlihatkan pelayan tersebut pergi, tak lama kemudian ia membawa
pesanan yang diminta oleh Alina, lalu pelayan tersebut menuangkan minuman
anggur tersebut pada sebuah gelas yang sudah tersedia di meja tempat Alina
duduk;
L S :
ALINA
Terima kasih
(tersenyum)
INS. : ESTABLISH.
memperlihatkan pelayan tersebut pergi, kemudian Alina meminum anggur tersebut;
C U :
ALINA
VO : anggur ini mengingatkanku pada kenangan pertama
kami di sini (tersenyum)
CUT TO FLASHBACK :
SC.5.INT.RESTORAN – MALAM
FLASHBACK.
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah restoran berwarna coklat dengan kursi serta
meja yang berwarna coklat tua dan terbuat dari bahan kayu, terlihat seorang
pelayan berdiri di samping pintu utama masuk, setiap ada pelanggan yang masuk
ke dalam restoran itu, ia memberikan salam, di dalam restoran terdapat beberapa
orang sedang menikmati makanan mereka, diantara mereka terdapat beberapa orang
asing yang sedang menikmati makanan mereka, seorang kasir terlihat sibuk
meladeni orang-orang yang akan meninggalkan restoran tersebut, memperlihatkan Alina
dan Tedi sedang makan, mereka terlihat sangat menikmati masakan yang
dihidangkan oleh restoran tersebut.
L S :
TEDI
Lin,
kau harus coba anggur ini, kau jangan takut anggur tidak akan membuatmu mabuk
(tersenyum)
CAMERA PAN TO :
ALINA
Oh
ya, aku rasa kamu salah! (tertawa) aku sering sekali melihat orang mabuk karena
anggur yang ada di tanganmu itu (tersenyum) aku jauh lebih tahu dibanding
dengan kamu, kau tahu kan, apa pekerjaanku? (tersenyum) aku pun sudah beberapa
tahun meneliti tentang anggur, apa kau mau mencoba keilmuanku? (mengangkat
kedua alis)
CAMERA PAN TO :
TEDI
(tertawa)
mencoba keilmuanmu? (tertawa) ayolah!! Aku hanya becanda, Lina! (tertawa) tapi
tidak ada salahnya kau coba sedikit, ini tidak terlalu kuat, tapi memang jangan
terlalu banyak bisa-bisa aku kewalahan mendengar ocehan ayahmu yang dokter itu,
(tertawa)
CAMERA PAN TO :
ALINA
Awas,
ya! Kau mulai berani menghina ayahku? (tersenyum) hmm, apa yang akan ia lakukan
ya, jika mendengar kata-kata itu keluar dari mulutmu? (tersenyum dan menatap
Tedi)
CAMERA PAN TO :
TEDI
Eittss,
jangan salah sangka dulu, aku hanya becanda seperti tadi, kau tidak suka
becanda rupanya (tersenyum)
CAMERA PAN TO :
ALINA
(tertawa)
kau ternyata takut juga pada ayahku (tertawa) padahal kau tahu sendiri ia tidak
seseram yang kau kira, kau hanya butuh meyakinkannya saja, tanpa harus
memikirkan hal lain (tersenyum)
INS. : ESTABLISH.
memperlihatkan Alina dan Tedi yang terus bercakap-cakap;
FLASHBACK CUT TO :
SC.6.INT. RESTORAN – PAGI
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah restoran berwarna coklat dengan kursi serta
meja yang berwarna coklat tua dan terbuat dari bahan kayu, terlihat seorang
pelayan berdiri di samping pintu utama masuk, setiap ada pelanggan yang masuk
ke dalam restoran itu, ia memberikan salam, di dalam restoran terdapat beberapa
orang sedang menikmati makanan mereka, diantara mereka terdapat beberapa orang
asing yang sedang menikmati makanan mereka, seorang kasir terlihat sibuk
meladeni orang-orang yang akan meninggalkan restoran tersebut, terlihat Alina
sedang memikirkan sesuatu, kemudian ia tersadar oleh seorang temannya yang
sudah datang.
L S :
HASRI
Hei, dasar
tukang mimpi (tertawa dan menepuk pundak Alina)
CAMERA PAN TO :
ALINA
Apa
sih, (tertawa) kemana saja kau, aku lelah menunggumu di sini, aku hampir
kering, kau tahu’kan? (mengangkat kedua alis)
CAMERA PAN TO :
HASRI
Iya,
iya, aku tahu, tadi aku ada halangan di jalan, jadi aku agak telat (tersenyum
dan duduk) hmm, apa kau boleh bertanya sesuatu? Tapi, aku harap kau jangan
merasa sedih dengan pertanyaanku (tersenyum)
CAMERA PAN TO :
ALINA
Iya, tidak
apa-apa (tersenyum) kau mau bertanya apa? (mengangkat kedua alis)
CAMERA PAN TO :
HASRI
Hmm,
aku hanya ingin bertanya mengenai keadaan Tedi, apa ia sudah memberi kabar dari
medan pertempuran? (menatap Alina)
L S :
ALINA
Belum
(menarik nafas) aku belum mendapatkan kabar dari Tedi, mungkin ia sedang sibuk
memerangi para pembangkang itu (tertawa) tapi aku selalu berdoa untuknya, aku
harap ia selalu berada dalam lindungan Tuhan (tersenyum) dalam benakku, aku
yakin ia dalam keadaan yang sangat baik, aku yakin ia selamat dan masih tetap
hidup, aku pun yakin ia akan pulang dan menemuiku di peron stasiun itu
(tersenyum)
CAMERA PAN TO :
HASRI
Begitu,
ya! (menganggukkan kepala) aku pun berharap demikian, aku hanya bisa memberimu
dorongan agar tetap setia menunggunya, tidak seperti istri serdadu yang lain,
mereka selingkuh (tersenyum) omong-omong apa yang ingin kau bicarakan sehingga
mengundangku ke tempat yang penuh sejarah bagimu ini? (tersenyum)
INS. : ESTABLISH.
memperlihatkan Alina dan Hasri yang mengobrol dengan asik, mereka sesekali
terlihat melempar candaan, Alina terlihat nyaman, kemudian setelah sekian lama
mereka mengobrol, mereka memutuskan untuk pergi dari restoran tersebut;
DISSOLVE TO :
SC.7.INT.STASIUN KERETA API – PAGI
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah stasiun kereta api dengan beberapa kereta
api yang diam, terlihat beberapa penumpang berdesakan masuk ke dalam kereta
tersebut, terlihat seorang penjaga kereta sedang sibuk mengatur lalu lintas
kereta, ia sesekali menggunakan peluitnya untuk memberitahu masinis, terlihat
beberapa orang sedang menunggu kereta api, mereka duduk pada sebuah bangku yang
terletak tidak jauh dari tempat penjualan tiket, terlihat Alina datang dengan
menggunakan pakaian yang sangat menarik, baju berwarna putih bermotif polkadot
hitam, dibalut dengan sweater warna kuning muda, rok yang dipakai senada dengan
bajunya, dan berwarna hitam berhak rendah, ia terlihat menuju sebuah bangku,
kemudian ia duduk, ia sesekali membuka tas kecilnya, mengambil sebuah cermin
kecil dan merapikan riasan yang menempel di wajahnya, kemudian ia memasukkannya
lagi.
C U :
ALINA
VO : aku harap ia kembali hari ini, aku sudah terlalu
lama menunggunya pulang, ini sudah hampir 4 bulan ia meninggalkanku, aku sangat
rindu dengannya, semoga saja ia bisa datang dan menyapaku di sini (tersenyum)
CUT TO :
Snapshots : ESTABLISH.
memperlihatkan sebuah kereta api yang datang ke stasiun itu;
CUT TO :
CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : sayang kaukah yang ada di dalam kereta api ini?
Ini aku adindamu terkasih datang untuk menjemputmu! (berdiri lalu berjalan
menuju kereta itu)
CUT TO :
Snapshots : ESTABLISH.
memperlihatkan para penumpang yang turun dari kereta api, kemudian mereka berjalan
menuju pintu keluar, terlihat Alina berjalan menuju kereta tersebut, ia
kemudian terlihat menerawang mencari-cari seseorang, sesekali ia menyenggol
seseorang, secara refleks ia berkata “maaf!” dan tersenyum, tak lama setelah
mencari, ia terlihat kelelahan, terlihat kereta pun sudah kosong, ia kemudian
duduk kembali di bangku yang sama;
CUT TO :
L S :
ALINA
VO : mungkin kereta berikutnya kau ada di dalamnya,
aku akan setia menunggumu, sampai kapan pun,.....(menyeka keringat di wajah)
CUT TO :
Snapshots : ESTABLISH.
memperlihatkan Alina yang menunggu dengan waktu yang cukup lama, sesekali ia
melihat ke arah luar untuk melihat hari, kemudian ia kembali fokus pada stasiun
tersebut, ia sesekali terlihat mengobrol dengan penumpang perempuan yang duduk
di sampingnya, kemudian setelah penumpang perempuan itu pergi, ia pun kembali
fokus pada setiap kedatangan kereta api, lalu ia pun kembali melihat ke arah
luar, terlihat matahari mulai menguning, ia pun bangkit, dan merapikan bajunya,
terlihat Alina meninggalkan stasiun kereta api tersebut;
CUT TO :
CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : mungkin hari esok kau akan ada di peron stasiun
kereta ini, aku selalu menunggumu, sampai kapan pun, (menghela nafas)
DISSOLVE TO :
SC.8.EXT.JALANAN –
SIANG
FADE IN.
CAMERA FOLLOW. Sebuah jalanan dengan lalu lintas yang sedikit
sibuk, terlihat beberapa orang sedang berjalan menuju tempat kerjanya, mereka
terlihat sibuk dengan sesekali merapikan pakaian mereka, terlihat beberapa
orang sedang berdiri di samping lampu jalanan untuk menunggu trem yang datang,
sebagian orang terlihat menunggu sambil membaca, terlihat Alina berjalan
menyusuri trotoar, sesekali ia tersenyum ketika melihat kerumunan orang itu,
kemudian ia bertemu dengan teman suaminya, Nino yang baru kembali dari medan
pertempuran.
CAMERA FOLLOW :
NINO
(berjalan
menunduk, kemudian mengangkat kepala) hei, aku sepertinya mengenal kau,
hmm....tapi dimana ya? (mengkerutkan dahi) oh, iya, kau adalah istri Tedi’kan?
(tersenyum)
CAMERA PAN TO :
ALINA
(menatap tajam)
kau mengenal suamiku? (mengangkat kedua alis)
CAMERA PAN TO :
NINO
Iya,
aku mengenalnya ia sering memandangi fotomu ketika ia sedang bertugas,
terkadang ia menangis karena melihat fotomu, ia sering menceritakanmu, ia rindu
denganmu, tapi ia sekarang sedang sibuk menjaga barak, mungkin beberapa bulan
ke depan ia akan mendapatkan liburannya atau bahkan pensiunnya (tersenyum)
CAMERA PAN TO :
ALINA
Aku
terharu mendengar perkataanmu, apa kau sudah selesai bertugas? (mengangkat
kedua alis)
CAMERA PAN TO :
NINO
Ya,
saya lebih dulu bertugas sebelum Tedi, saya bertemu dia ketika dia dan aku
berada pelatihan, saya beruntung bisa berkenalan dengannya (tersenyum)
CAMERA
PAN TO :
ALINA
Apa anda
sedang...?(mengkerutkan dahi)
CAMERA PAN TO :
NINO
Istri saya?
(tersenyum)
INS.
: CU. memperlihatkan Alina yang
menganggukkan kepala;
CAMERA PAN TO :
NINO
Ya,
aku menunggu istriku, tadi ketika aku turun dari kereta api, ia tidak ada di
tempat dimana dia akan selalu berdiri di sana, aku pikir ia sedang
berjalan-jalan sejenak (tersenyum)
INS. : ESTABLISH.
memperlihatkan seorang perempuan yang melambaikan tangannya ke arah Nino,
kemudian perempuan itu mendekat pada Nino, terlihat perempuan itu berkaca-kaca
ketika melihat Nino, lalu Alina dan Nino beserta istrinya terlibat percakapan
kecil, Alina tampak senang ketika melihat Nino dan istrinya bertemu, kemudian
mereka memutuskan untuk berpisah;
FADE OUT.
DISSOLVE TO :
SC.9.EXT. MARKAS PRAJURIT – SORE
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah markas prajurit dengan beberapa senapan
terpampang di setiap tenda, terlihat beberapa prajurit dengan mengobrol dengan
prajurit yang lain, mereka terlihat akrab, terlihat seorang prajurit yang
kelihatannya berpangkat tinggi sedang mondar-mandir memeriksa keadaan
markasnya, ia sesekali memegang pundak prajurit dan tersenyum, terlihat
beberapa prajurit sedang berjalan menuju markas prajurit tersebut, mereka
bersenjata lengkap dengan senapan yang dipegang dengan kuat, diantara mereka
terdapat Tedi, ia tampak kelelahan, kemudian setelah sampai ke markas itu, ia
memutuskan untuk beristirahat dan bercakap-cakap dengan teman-temannya, ia
terlihat sangat tenang.
L S :
EDI
Ted, apa kau
merasa puas ketika menjaga pos tadi? (tertawa)
CAMERA PAN TO :
TEDI
(tertawa)
apa kau bilang? Puas? Gila! aku tidak merasa puas sama sekali, di sana tidak
ada apa-apa untuk dilihat aku seperti patung pengawas saja, selama seharian
tadi (tertawa)
CAMERA PAN TO :
EDI
Ted,
coba kau lihat, si Imran (menunjuk salah satu prajurit) ia setiap saat menulis
surat untuk pacarnya, kali ini pacarnya membalas surat ia, ia terlihat senang
sekali (tersenyum) oh, ya omong-omong kau punya istri’kan? (menatap tajam)
CAMERA PAN TO :
TEDI
Ya,aku
punya (tersenyum) ia adalah satu dari beberapa alasanku untuk tetap hidup di
sini (tersenyum) aku menikah dengannya sudah hampir 2 tahun, tapi sayangnya
kami belum dikaruniai seorang anak pun, kemudian aku mengikuti wajib militer
ini, awalnya aku hanya coba-coba,tapi ternyata aku lulus dan sekarang berada di
sini (tersenyum) apa kau belum punya istri? (mengkerutkan dahi)
CAMERA PAN TO :
EDI
Aku
sudah bercerai dari istriku (menggelengkan kepala) ia tidak setuju aku ikut
wajib militer, ia terlalu khawatir dengan keadaan peperangan, kemudian aku
memaksa untuk tetapi mengikuti wajib militer, tapi ia terus saja tidak
mengizinkanku, aku keluar dari rumah dan mendaftar, aku pikir ini adalah
saatnya aku mengabdi pada negara (mengkerutkan dahi) tapi ia tidak pernah
mengerti sampai akhirnya ia meminta cerai dariku (tersenyum) mungkin ia akan
berpikir aku akan sangat kehilangannya, tapi aku tidak pernah sekali pun merasa
kehilangan dia, bahkan aku sangat yakin ia yang akan merasa kehilangan aku
(tersenyum)
CAMERA PAN TO :
TEDI
Hmm,
begitu ya! (mengangguk) sudah berapa lama kau menikah dengan istrimu sampai kau
menceraikannya? (mengkerutkan dahi)
CAMERA PAN TO :
EDI
Sudah
4 tahun dan kami sudah dikaruniai seorang anak perempuan, pada saat kami
bercerai anak itu baru berusia 2 tahun (tersenyum) aku merasa khawatir justru
pada anak itu bukan ibunya (tertawa)
CAMERA PAN TO :
TEDI
Hmm,
sudah beberapa hari ini aku merindukan istriku, (tersenyum) setiap kali aku
rindu padanya, aku hanya bisa memandangi foto dirinya tanpa bisa mengirimkan
apapun, aku.....(terpotong)
CAMERA PAN TO :
EDI
Kau
kirimi dia surat, seperti yang dilakukan si Imran, kau bisa lihat si Imran, ia
selalu tersenyum, bahagia, aku tidak pernah melihat si Imran itu sedih apalagi
merasa tidak betah! (tersenyum) setidaknya jika kalian berdua saling mengirimi
surat, kalian akan terhubung dan secara tidak langsung kalian bisa saling tahu
kondisi masing-masing, kau bisa ceritakan semua yang terjadi di sini pada
istrimu, aku yakin istrimu akan sangat bahagia ketika mendapatkan surat darimu,
sekarang kau ambil secarik kertas, lalu kau tulis sesuatu yang indah, mungkin
bisa sebuah puisi, atau cerita pendek sekali pun, lantas lekas kau kirim itu
pada istrimu,anggap itu sebagai kado dari medan pertempuran, ia pasti senang,
apalagi jika kau bilang semua yang ada di sini sangat menyenangkan! (tertawa)
ia pasti akan sangat bahagia (tersenyum)
CAMERA PAN TO :
TEDI
(tersenyum)
iya, iya, (mengangguk) lalu aku harus tulis semua, termasuk kondisiku saat di
sini? (mengkerutkan dahi)
CAMERA PAN TO :
EDI
Jika
kau pikir itu bisa membuat istrimu merasa nyaman, kenapa tidak? Tapi jika kau
pikir itu bisa membuat istrimu sedih sebaiknya jangan, kau ceritakan yang
baik-baik saja di sini, buat harapan istrimu itu tinggi akan kedatanganmu di
stasiun kereta api (tertawa)
INS. : ESTABLISH.
memperlihatkan Edi dan Tedi yang terus bercakap-cakap;
FADE OUT.
DISSOLVE TO :
SC.10.INT.STASIUN KERETA API – PAGI
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah stasiun kereta api dengan beberapa kereta
api yang diam, terlihat beberapa penumpang berdesakan masuk ke dalam kereta
tersebut, terlihat seorang penjaga kereta sedang sibuk mengatur lalu lintas
kereta, ia sesekali menggunakan peluitnya untuk memberitahu masinis, terlihat
beberapa orang sedang menunggu kereta api, mereka duduk pada sebuah bangku yang
terletak tidak jauh dari tempat penjualan tiket, terlihat Alina datang dengan
menggunakan pakaian yang sangat menarik, baju berwarna putih bermotif polkadot
hitam, dibalut dengan sweater warna kuning muda, rok yang dipakai senada dengan
bajunya, dan berwarna hitam berhak rendah, ia terlihat menuju sebuah bangku,
kemudian ia duduk, ia sesekali membuka tas kecilnya, mengambil sebuah cermin
kecil dan merapikan riasan yang menempel di wajahnya, kemudian ia memasukkannya
lagi.
C U :
ALINA
VO : aku harap ia kembali hari ini, aku sudah terlalu
lama menunggunya pulang, ini sudah hampir 4 bulan ia meninggalkanku, aku sangat
rindu dengannya, semoga saja ia bisa datang dan menyapaku di sini (tersenyum)
CUT TO :
Snapshots : ESTABLISH.
memperlihatkan sebuah kereta api yang datang ke stasiun itu;
CUT TO :
CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : sayang kaukah yang ada di dalam kereta api ini?
Ini aku adindamu terkasih datang untuk menjemputmu! (berdiri lalu berjalan
menuju kereta itu)
CUT TO :
Snapshots : ESTABLISH.
memperlihatkan para penumpang yang turun dari kereta api, kemudian mereka berjalan
menuju pintu keluar, terlihat Alina berjalan menuju kereta tersebut, ia
kemudian terlihat menerawang mencari-cari seseorang, sesekali ia menyenggol
seseorang, secara refleks ia berkata “maaf!” dan tersenyum, tak lama setelah
mencari, ia terlihat kelelahan, terlihat kereta pun sudah kosong, ia kemudian
duduk kembali di bangku yang sama;
CUT TO :
L S :
ALINA
VO : mungkin kereta berikutnya kau ada di dalamnya,
aku akan setia menunggumu, sampai kapan pun,.....(menyeka keringat di wajah)
CUT TO :
Snapshots : ESTABLISH.
memperlihatkan Alina yang menunggu dengan waktu yang cukup lama, sesekali ia
melihat ke arah luar untuk melihat hari, kemudian ia kembali fokus pada stasiun
tersebut, ia sesekali terlihat mengobrol dengan penumpang perempuan yang duduk
di sampingnya, kemudian setelah penumpang perempuan itu pergi, ia pun kembali
fokus pada setiap kedatangan kereta api, lalu ia pun kembali melihat ke arah
luar, terlihat matahari mulai menguning, ia pun bangkit, dan merapikan bajunya,
terlihat Alina meninggalkan stasiun kereta api tersebut;
CUT TO :
CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : mungkin hari esok kau akan ada di peron stasiun
kereta ini, aku selalu menunggumu, sampai kapan pun, (menghela nafas)
DISSOLVE TO :
SC.11.EXT.TAMAN – SIANG
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah taman dengan beberapa bangku tertata dengan
rapi, terdapat sebuah pohon besar yang berada di tengah-tengah taman, di depan
pohon tersebut terdapat sebuah kolam kecil dengan beberapa ikan yang terlihat
berenang-renang, terlihat beberpa orang sedang berkunjung ke taman itu, mereka
terlihat duduk pada bangku taman, satu orang sedang asyik dengan membaca buku,
beberapa orang terlihat sedang mengobrol, terlihat Alina memasuki taman dan
duduk pada sebuah bangku yang masih kosong, kemudian ia mengeluarkan buku dan
menulis sesuatu.
CUT TO :
Snapshots (melatar-belakangi OS) : L S. memperlihatkan
Alina yang menulis, sesekali ia terlihat tersenyum, kemudian sesekali ia
terlihat melihat sekitarnya, lalu kembali menulis;
ALINA
OS : teruntuk kekasih yang tinggal nun jauh di sana......
kekasih apa kau masih dalam keadaan baik-baik saja di sana? Ataukah kau mulai
lupa dengan darimana kau berasal? Ah, maaf aku terlalu terbawa suasana......aku
yakin kau masih dalam keadaan baik-baik saja dan masih bisa mengingat apa yang
telah kita lalui, aku pun masih yakin kau juga ingat dengan ikatan kita
(berhenti) itu ikatan suci, kekasihku.......tapi ada satu hal yang tidak bisa
aku mengerti darimu.............
CUT TO FLASHBACK :
SC.12.INT. RUANG TAMU – MALAM
FLASHBACK.
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah ruang tamu berwarna putih dengan kursi kayu
berjumlah 4 buah yang tertata rapi dengan meja kayu yang diletakkan di
tengah-tengah kursi tersebut, cahaya lampu sedikit buram, terlihat sebuah
lukisan menghiasi dinding ruang tamu tersebut, terlihat gorden ditutup sangat
rapi disamping jendela, terlihat Alina dan Tedi sedang berbincang-bincang.
Snapshots (melatar-belakangi OS) : ESTABLISH.
memperlihatkan Alina dan Tedi yang sedang berbincang-bincang, sesekali Alina
terlihat menggelengkan kepala, ia terlihat tidak suka dengan perkataan Tedi,
kemudian terlihat Tedi menatap tajam Alina, lalu berbicara terlihat sangat
serius, kemudian Alina menitikkan air mata dan memeluk Tedi dengan erat;
ALINA
OS : yaitu, keputusanmu untuk menjalani wajib militer,
aku awalnya tidak mengerti dengan keputusanmu, tapi kemudian kau meyakinkanku
dengan keputusanmu itu! aku senang kau memiliki sebuah keinginan untuk membela
tanah airmu ini, kau bangga padamu........sampai kapan pun......
CUT TO FLASHBACK :
SC.13.EXT.TAMAN – SIANG
FLASHBACK.
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah taman dengan beberapa bangku tertata dengan
rapi, terdapat sebuah pohon besar yang berada di tengah-tengah taman, di depan
pohon tersebut terdapat sebuah kolam kecil dengan beberapa ikan yang terlihat
berenang-renang, terlihat beberpa orang sedang berkunjung ke taman itu,
terlihat Alina sedang mengunjungi taman itu dengan tiga orang temannya, ia
tampak sangat santai, tidak jauh dari Alina ada Tedi yang sedang membaca buku.
Snapshots (melatar-belakangi OS) : ESTABLISH.
memperlihatkan Alina sedang berbincang-bincang dengan teman-temannya, mereka
tampak sangat asik dengan obrolan mereka, sesekali mereka tertawa-tawa, tidak
jauh dari tempat Alina dan teman-temannya berbincang-bincang, terdapat Tedi
yang sedang duduk membaca buku, kemudian salah satu teman Alina memanggil Tedi,
terlihat Tedi menghampiri teman Alina tersebut, lalu teman Alina memperkenalkan
Tedi pada Alina, terlihat Alina tidak suka dengan Tedi;
ALINA
OS : ah, satu hal lagi......apa kau masih ingat dengan
taman ini, ini adalah taman yang mempertemukan kita, kita bertemu dengan di
sini dengan keadaan tidak biasa, kau terlihat seperti seorang anak culun yang
kehilangan arah, kau seperti anak yang sangat kampungan dengan kacamata
bulatmu! (tertawa) aku sangat tidak menyukaimu pada saat itu, aneh ya! Tapi
sekarang aku menjadi istrimu, (tertawa kecil)
CUT TO FLASHBACK :
SC.14.EXT.TAMAN – SIANG
FLASHBACK.
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah taman dengan beberapa bangku tertata dengan
rapi, terdapat sebuah pohon besar yang berada di tengah-tengah taman, di depan
pohon tersebut terdapat sebuah kolam kecil dengan beberapa ikan yang terlihat
berenang-renang, terlihat beberpa orang sedang berkunjung ke taman itu,
terlihat Tedi mengajak Alina untuk jalan-jalan ke taman itu, Alina terlihat
tampak tidak terlalu memedulikan Tedi.
Snapshots (melatar-belakangi OS) : ESTABLISH.
memperlihatkan Tedi yang asik menerangkan beberapa hal, terlihat Alina tidak
begitu memerhatikan Tedi, sesekali ia tersenyum garing pada Tedi, kemudian Tedi
melanjutkan perkataannya;
ALINA
OS : namun ada satu hal yang ada pada dirimu tapi
tidak dimiliki oleh orang lain, kau orang yang sangat gigih berjuang untuk mendapatkan
cintaku, padahal kau tahu aku sudah ada yang punya, aku tidak tahu ada
laki-laki sehebat kau dalam mencari cinta, aku harap ada banyak orang sepertimu
di dunia ini, agar semua perempuan sadar bahwa laki-laki yang hebat adalah
laki-laki yang bisa mengejar cintanya sampai kapan pun (tertawa kecil)
CUT TO FLASHBACK :
SC.15.EXT.TAMAN – SIANG
FLASHBACK.
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah taman dengan beberapa bangku tertata dengan
rapi, terdapat sebuah pohon besar yang berada di tengah-tengah taman, di depan
pohon tersebut terdapat sebuah kolam kecil dengan beberapa ikan yang terlihat
berenang-renang, terlihat beberpa orang sedang berkunjung ke taman itu,
terlihat Tedi mengajak Alina mengunjungi taman dengan ekspresi wajah sangat
bahagia.
Snapshots (melatar-belakangi OS) : L S.
memperlihatkan Tedi yang terus meladeni Alina berbicara, mereka terlihat sangat
bahagia, sesekali Alina melempar tawa pada Tedi, tangan mereka saling terpaut
satu sama lain, sesekali mereka saling memandang, kemudian mereka tersenyum;
ALINA
OS : kemudian pada akhirnya kau bisa meluluhkan hati
aku, aku tersanjung dengan kegigihanmu, kemudian aku memutuskan untuk berpaling
padamu dan memulai sebuah perjalanan indah denganmu, kau buktikan bahwa kau
lebih baik dari yang lain, selama ini kau membuktikannya dengan kesungguhan
yang nyata, kau bisa membuatku merasa yakin dengan pilihanku (menarik nafas)
aku bersyukur memilihmu....
FLASHBACK CUT TO :