Background

Skenario Film (latihan 1)



Sebuah skenario film


19:40

Adaptasi bebas dari sebuah cerpen
“Sepotong Senja Untuk Pacarku”
Karya
Seno Gumira Ajidarma

Skenario oleh
Arif M Rasyid
































Sinopsis
19:40

Film ini menceritakan tentang seorang Alina yang menunggu suaminya pulang dari medan tempur. Ia terus mendatangi stasiun kereta api tempat para prajurit kembali dari medan tempur, ia dengan setia menunggu pada sebuah peron dengan harap-harap cemas, ketika suami yang ia tunggu tiada, ia pun meninggalkan stasiun itu dengan perasaan yang cemas. Kemudian ia akan kembali keesokan harinya menuju stasiun yang sama dengan peron yang sama pula, ia pun akan duduk dibangku yang sama dengan hari kemarin ia duduki. Ia selalu berpakaian rapi dengan memakai rok se-lutut, memakai sweater berwarna putih, sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi, riasan sederhana namun tampak elegan, tangannya selalu memegang tas kecil yang cocok dengan pakaiannya, dan baju berwarna putih.
Ia selalu duduk manis di bangku itu, sesekali ia selalu berdiri dan memerhatikan setiap orang yang turun dari kereta api yang datang. Ia selalu tampak menghitung setiap orang dengan jarinya yang tampak diberi warna kutek merah, bibirnya selalu menghitung dengan teliti, rona lipstick warna merah muda selalu terlihat dengan anggun, ketika suami yang telah lama ia tunggu tidak ada, ia pun akan duduk kembali dan menyilangkan kakinya. Setiap hari Alina seperti itu. Sementara sang suami selalu sibuk dengan pertempurannya di medan laga, ia memang sesekali rindu dengan istrinya yang cantik jelita, - Alina. Ia sesekali terlihat menangisi foto istrinya yang selalu ada di dalam kantongnya, sambil selalu berkata “aku pasti kembali, sayang! Kau harus tunggu aku sebentar lagi! Aku sedang sibuk membunuh para pembangkang ini!”. Suatu hari, sang suami disarankan oleh seorang sahabatnya untuk mengirimi istrinya surat, untuk sekadar memberitahu istrinya mengenai keadaannya di medan tempur. Atau bisa saja menjadi pelipur lara di medan tempur, tak membutuhkan waktu lama, ia pun rajin menuliskan keadaannya di medan tempur pada secarik kertas, kemudian ia menyimpannya untuk kemudian dikirim melalui tukang pos yang selalu ada di markasnya. Tak satu pun kejadian luput dari pengamatannya, ia selalu menuliskan semua kejadian. Ia berharap sang istri bisa memahami keadaan dirinya di medan tempur.
Suatu hari, ia sampai di sebuah pantai, kemudian ia membayangkan dirinya dan istrinya berlibur di pantai itu, dengan deburan ombak yang merayu-rayu untuk dicumbui, dengan refleks ia menuliskan keadaan itu dan mengirimkannya pada sang istri, namun hal buruk terjadi ia terkena serangan bom, lalu ia pun harus menerima kenyataan jika kaki yang ia jadikan pijakan sekian lama harus musnah tak bersisa, ia kemudian dihinggapi rasa malu yang luar biasa, rasa hina yang luar biasa, tetapi ia tidak pernah mengungkapkan kejadian itu pada istrinya, dan berharap istrinya bisa menerima ia apapun yang terjadi...............*







SC.1.INT.STASIUN KERETA API – PAGI
FADE IN.
Snapshots (melatar-belakangi CREDIT TITLE & OS) :
ESTABLISH. Memperlihatkan situasi stasiun kereta api; terlihat beberapa orang dengan pakaian rapi sedang menunggu kereta api yang datang pada sebuah bangku yang terpasang memanjang, satu orang terlihat sedang sibuk dengan buku catatannya, ia sesekali membetulkan kaca matanya, satu orang terlihat sedang santai dengan tangan di lipat di dadanya, sesekali ia melirik setiap wanita yang melintas di hadapannya, kemudian beberapa orang terlihat gelisah karena menunggu kereta yang mereka tunggu lama datangnya, seorang petugas kereta api sedang sibuk mengatur lalu lintas penumpang ia sesekali memakai peluitnya untuk menertibkan penumpang, ia terlihat sangat kelelahan, terlihat sebuah kereta datang, kemudian beberapa penumpang berdiri bersiap masuk ke dalam kereta;

CAMERA FOLLOW. Memperlihatkan Alina yang datang dengan pakaian rapi, rambut yang diurai dengan memakai sebuah bando di kepalanya, baju berwarna putih, dan sweater berwarna senada, rok yang panjangnya selutut berwarna cream, sepatu berhak rendah berwarna hitam, ia terlihat berjalan dengan santai, sesekali ia menengok ke arah peron seberang, namun matanya kembali tertuju pada sebuah bangku yang ada di depannya;

ESTABLISH. Memperlihatkan Alina yang duduk pada sebuah bangku, sesekali ia berdiri ketika ada sebuah kereta yang datang, kemudian ia terlihat menghitung orang-orang yang melewatinya, tak lama ia kembali duduk, kemudian ia memerhatikan setiap orang yang turun dari kereta berikutnya;

(CREDIT TITLE berakhir dan menampilkan MAIN TITLE)

DISSOLVE TO :

SC.2.INT.STASIUN KERETA API – PAGI
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah stasiun kereta api dengan beberapa kereta api yang diam, terlihat beberapa penumpang berdesakan masuk ke dalam kereta tersebut, terlihat seorang penjaga kereta sedang sibuk mengatur lalu lintas kereta, ia sesekali menggunakan peluitnya untuk memberitahu masinis, terlihat beberapa orang sedang menunggu kereta api, mereka duduk pada sebuah bangku yang terletak tidak jauh dari tempat penjualan tiket, terlihat Alina datang dengan menggunakan pakaian yang sangat menarik, baju berwarna putih bermotif polkadot hitam, dibalut dengan sweater warna kuning muda, rok yang dipakai senada dengan bajunya, dan berwarna hitam berhak rendah, ia terlihat menuju sebuah bangku, kemudian ia duduk, ia sesekali membuka tas kecilnya, mengambil sebuah cermin kecil dan merapikan riasan yang menempel di wajahnya, kemudian ia memasukkannya lagi.

C U :
ALINA
VO : aku harap ia kembali hari ini, aku sudah terlalu lama menunggunya pulang, ini sudah hampir 4 bulan ia meninggalkanku, aku sangat rindu dengannya, semoga saja ia bisa datang dan menyapaku di sini (tersenyum)

CUT TO :

Snapshots : ESTABLISH. memperlihatkan sebuah kereta api yang datang ke stasiun itu;

CUT TO :

CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : sayang kaukah yang ada di dalam kereta api ini? Ini aku adindamu terkasih datang untuk menjemputmu! (berdiri lalu berjalan menuju kereta itu)

CUT TO :

Snapshots : ESTABLISH. memperlihatkan para penumpang yang turun dari kereta api, kemudian mereka berjalan menuju pintu keluar, terlihat Alina berjalan menuju kereta tersebut, ia kemudian terlihat menerawang mencari-cari seseorang, sesekali ia menyenggol seseorang, secara refleks ia berkata “maaf!” dan tersenyum, tak lama setelah mencari, ia terlihat kelelahan, terlihat kereta pun sudah kosong, ia kemudian duduk kembali di bangku yang sama;

CUT TO :

L S :
ALINA
VO : mungkin kereta berikutnya kau ada di dalamnya, aku akan setia menunggumu, sampai kapan pun,.....(menyeka keringat di wajah)

CUT TO :

Snapshots : ESTABLISH. memperlihatkan Alina yang menunggu dengan waktu yang cukup lama, sesekali ia melihat ke arah luar untuk melihat hari, kemudian ia kembali fokus pada stasiun tersebut, ia sesekali terlihat mengobrol dengan penumpang perempuan yang duduk di sampingnya, kemudian setelah penumpang perempuan itu pergi, ia pun kembali fokus pada setiap kedatangan kereta api, lalu ia pun kembali melihat ke arah luar, terlihat matahari mulai menguning, ia pun bangkit, dan merapikan bajunya, terlihat Alina meninggalkan stasiun kereta api tersebut;
CUT TO :

CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : mungkin hari esok kau akan ada di peron stasiun kereta ini, aku selalu menunggumu, sampai kapan pun, (menghela nafas)

DISSOLVE TO :

 



SC.3.EXT.MARKAS PRAJURIT – MALAM
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah markas prajurit dengan beberapa senapan terpampang di setiap tenda, terlihat beberapa prajurit dengan mengobrol dengan prajurit yang lain, mereka terlihat akrab, terlihat seorang prajurit yang kelihatannya berpangkat tinggi sedang mondar-mandir memeriksa keadaan markasnya, ia sesekali memegang pundak prajurit dan tersenyum, terlihat beberapa prajurit sedang mendapatkan perawatan dari seorang perawat laki-laki, mereka tampak menahan rasa sakit, terlihat seorang prajurit sedang duduk dan memegangi sebuah kertas yang ternyata foto, matanya terlihat menahan tangis, kemudian ia menyeka air matanya tersebut.

L S :
TEDI
VO : andai perang ini tiada, aku tidak akan tinggal berjauhan denganmu, adinda.. (memegangi foto Alina) apa kau tahu situasi di sini? Di sini sangat kacau, aku sangat ketakutan di sini, setiap waktu aku harus tetap terjaga agar keselamatanku dan keselamatan semua temanku terjaga, aku dihinggapi rasa ketakutan yang luar biasa, seandainya kau ada di sini mungkin kau akan merasa iba padaku dan aku yakin kau akan menyuruhku untuk pulang ke rumah dan tidur di rumah (menangis)

CAMERA FOLLOW :
TEMAN TEDI
Hei, apa yang kau alami sepertinya kau tertekan oleh satu hal (menghampiri Tedi) ayolah, ceritakan padaku, aku kan sahabatmu di sini, ayo cerita! (tersenyum)

INS. : ESTABLISH. memperlihatkan Tedi yang menceritakan semua penderitaannya pada temannya itu, ia terlihat sangat serius menceritakan semua kegundahan hatinya;
DISSOLVE TO :

SC.4.INT.RESTORAN – PAGI
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah restoran berwarna coklat dengan kursi serta meja yang berwarna coklat tua dan terbuat dari bahan kayu, terlihat seorang pelayan berdiri di samping pintu utama masuk, setiap ada pelanggan yang masuk ke dalam restoran itu, ia memberikan salam, di dalam restoran terdapat beberapa orang sedang menikmati makanan mereka, diantara mereka terdapat beberapa orang asing yang sedang menikmati makanan mereka, seorang kasir terlihat sibuk meladeni orang-orang yang akan meninggalkan restoran tersebut, Alina terlihat memasuki restoran, ia memakai setelan cukup rapi, dengan memakai baju berwarna putih dan rok berwarna merah muda, ia memakai sepatu tak berhak, ia terlihat sangat anggun, kemudian seorang pelayan menyambutnya dengan senyuman, lalu ia memesan tempat, ia pun langsung duduk di tempat yang telah ia pesan, ia tampak sedang menunggu seseorang.

L S :
ALINA
VO : restoran ini sangat berkesan denganku dan suamiku, pertama kali ia membawaku ke sini, aku merasa terasing di tempat ini, tapi ia terus menguatkan aku untuk tetap berlagak seperti mereka yang makan di sini (menarik nafas dan tersenyum) ia memang sosok kuat dan sering membuatku merasa senang, aku dulu memang sempat tidak akan memilih dia, aku merasa bahwa aku tidak pantas untuk dia, buatku dia terlalu sempurna untukku, tapi ia begitu keras mendapatkan hati aku, ia juga bekerja sangat keras untuk memenuhi semua kebutuhanku, andai ia di sini pasti ada satu hal yang ingin aku katakan padanya, terima kasih (mata berkaca-kaca dan tersenyum)

INS. : CAMERA FOLLOW. memperlihatkan seorang pelayan perempuan yang menghampirinya;

CAMERA PAN TO :
PELAYAN
Maaf, nona anda mau pesan apa? (tersenyum)

CAMERA PAN TO :
ALINA
Saya sedang menunggu teman saya, jadi saya akan panggil anda jika teman saya sudah datang, untuk sementara saya pesan minuman anggur saja, terima kasih (tersenyum)

INS. : CAMERA FOLLOW. memperlihatkan pelayan tersebut pergi, tak lama kemudian ia membawa pesanan yang diminta oleh Alina, lalu pelayan tersebut menuangkan minuman anggur tersebut pada sebuah gelas yang sudah tersedia di meja tempat Alina duduk;

L S :
ALINA
Terima kasih (tersenyum)

INS. : ESTABLISH. memperlihatkan pelayan tersebut pergi, kemudian Alina meminum anggur tersebut;

C U :
ALINA
VO : anggur ini mengingatkanku pada kenangan pertama kami di sini (tersenyum)

CUT TO FLASHBACK :

SC.5.INT.RESTORAN – MALAM
FLASHBACK.
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah restoran berwarna coklat dengan kursi serta meja yang berwarna coklat tua dan terbuat dari bahan kayu, terlihat seorang pelayan berdiri di samping pintu utama masuk, setiap ada pelanggan yang masuk ke dalam restoran itu, ia memberikan salam, di dalam restoran terdapat beberapa orang sedang menikmati makanan mereka, diantara mereka terdapat beberapa orang asing yang sedang menikmati makanan mereka, seorang kasir terlihat sibuk meladeni orang-orang yang akan meninggalkan restoran tersebut, memperlihatkan Alina dan Tedi sedang makan, mereka terlihat sangat menikmati masakan yang dihidangkan oleh restoran tersebut.

L S :
TEDI
Lin, kau harus coba anggur ini, kau jangan takut anggur tidak akan membuatmu mabuk (tersenyum)

CAMERA PAN TO :
ALINA
Oh ya, aku rasa kamu salah! (tertawa) aku sering sekali melihat orang mabuk karena anggur yang ada di tanganmu itu (tersenyum) aku jauh lebih tahu dibanding dengan kamu, kau tahu kan, apa pekerjaanku? (tersenyum) aku pun sudah beberapa tahun meneliti tentang anggur, apa kau mau mencoba keilmuanku? (mengangkat kedua alis)

CAMERA PAN TO :
TEDI
(tertawa) mencoba keilmuanmu? (tertawa) ayolah!! Aku hanya becanda, Lina! (tertawa) tapi tidak ada salahnya kau coba sedikit, ini tidak terlalu kuat, tapi memang jangan terlalu banyak bisa-bisa aku kewalahan mendengar ocehan ayahmu yang dokter itu, (tertawa)

CAMERA PAN TO :
ALINA
Awas, ya! Kau mulai berani menghina ayahku? (tersenyum) hmm, apa yang akan ia lakukan ya, jika mendengar kata-kata itu keluar dari mulutmu? (tersenyum dan menatap Tedi)

CAMERA PAN TO :
TEDI
Eittss, jangan salah sangka dulu, aku hanya becanda seperti tadi, kau tidak suka becanda rupanya (tersenyum)

CAMERA PAN TO :
ALINA
(tertawa) kau ternyata takut juga pada ayahku (tertawa) padahal kau tahu sendiri ia tidak seseram yang kau kira, kau hanya butuh meyakinkannya saja, tanpa harus memikirkan hal lain (tersenyum)

INS. : ESTABLISH. memperlihatkan Alina dan Tedi yang terus bercakap-cakap;

FLASHBACK CUT TO :

SC.6.INT. RESTORAN – PAGI
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah restoran berwarna coklat dengan kursi serta meja yang berwarna coklat tua dan terbuat dari bahan kayu, terlihat seorang pelayan berdiri di samping pintu utama masuk, setiap ada pelanggan yang masuk ke dalam restoran itu, ia memberikan salam, di dalam restoran terdapat beberapa orang sedang menikmati makanan mereka, diantara mereka terdapat beberapa orang asing yang sedang menikmati makanan mereka, seorang kasir terlihat sibuk meladeni orang-orang yang akan meninggalkan restoran tersebut, terlihat Alina sedang memikirkan sesuatu, kemudian ia tersadar oleh seorang temannya yang sudah datang.

L S :
HASRI
Hei, dasar tukang mimpi (tertawa dan menepuk pundak Alina)
CAMERA PAN TO :
ALINA
Apa sih, (tertawa) kemana saja kau, aku lelah menunggumu di sini, aku hampir kering, kau tahu’kan? (mengangkat kedua alis)

CAMERA PAN TO :
HASRI
Iya, iya, aku tahu, tadi aku ada halangan di jalan, jadi aku agak telat (tersenyum dan duduk) hmm, apa kau boleh bertanya sesuatu? Tapi, aku harap kau jangan merasa sedih dengan pertanyaanku (tersenyum)

CAMERA PAN TO :
ALINA
Iya, tidak apa-apa (tersenyum) kau mau bertanya apa? (mengangkat kedua alis)

CAMERA PAN TO :
HASRI
Hmm, aku hanya ingin bertanya mengenai keadaan Tedi, apa ia sudah memberi kabar dari medan pertempuran? (menatap Alina)

L S :
ALINA
Belum (menarik nafas) aku belum mendapatkan kabar dari Tedi, mungkin ia sedang sibuk memerangi para pembangkang itu (tertawa) tapi aku selalu berdoa untuknya, aku harap ia selalu berada dalam lindungan Tuhan (tersenyum) dalam benakku, aku yakin ia dalam keadaan yang sangat baik, aku yakin ia selamat dan masih tetap hidup, aku pun yakin ia akan pulang dan menemuiku di peron stasiun itu (tersenyum)

CAMERA PAN TO :
HASRI
Begitu, ya! (menganggukkan kepala) aku pun berharap demikian, aku hanya bisa memberimu dorongan agar tetap setia menunggunya, tidak seperti istri serdadu yang lain, mereka selingkuh (tersenyum) omong-omong apa yang ingin kau bicarakan sehingga mengundangku ke tempat yang penuh sejarah bagimu ini? (tersenyum)

INS. : ESTABLISH. memperlihatkan Alina dan Hasri yang mengobrol dengan asik, mereka sesekali terlihat melempar candaan, Alina terlihat nyaman, kemudian setelah sekian lama mereka mengobrol, mereka memutuskan untuk pergi dari restoran tersebut;

DISSOLVE TO :



SC.7.INT.STASIUN KERETA API – PAGI
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah stasiun kereta api dengan beberapa kereta api yang diam, terlihat beberapa penumpang berdesakan masuk ke dalam kereta tersebut, terlihat seorang penjaga kereta sedang sibuk mengatur lalu lintas kereta, ia sesekali menggunakan peluitnya untuk memberitahu masinis, terlihat beberapa orang sedang menunggu kereta api, mereka duduk pada sebuah bangku yang terletak tidak jauh dari tempat penjualan tiket, terlihat Alina datang dengan menggunakan pakaian yang sangat menarik, baju berwarna putih bermotif polkadot hitam, dibalut dengan sweater warna kuning muda, rok yang dipakai senada dengan bajunya, dan berwarna hitam berhak rendah, ia terlihat menuju sebuah bangku, kemudian ia duduk, ia sesekali membuka tas kecilnya, mengambil sebuah cermin kecil dan merapikan riasan yang menempel di wajahnya, kemudian ia memasukkannya lagi.

C U :
ALINA
VO : aku harap ia kembali hari ini, aku sudah terlalu lama menunggunya pulang, ini sudah hampir 4 bulan ia meninggalkanku, aku sangat rindu dengannya, semoga saja ia bisa datang dan menyapaku di sini (tersenyum)

CUT TO :

Snapshots : ESTABLISH. memperlihatkan sebuah kereta api yang datang ke stasiun itu;

CUT TO :

CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : sayang kaukah yang ada di dalam kereta api ini? Ini aku adindamu terkasih datang untuk menjemputmu! (berdiri lalu berjalan menuju kereta itu)

CUT TO :

Snapshots : ESTABLISH. memperlihatkan para penumpang yang turun dari kereta api, kemudian mereka berjalan menuju pintu keluar, terlihat Alina berjalan menuju kereta tersebut, ia kemudian terlihat menerawang mencari-cari seseorang, sesekali ia menyenggol seseorang, secara refleks ia berkata “maaf!” dan tersenyum, tak lama setelah mencari, ia terlihat kelelahan, terlihat kereta pun sudah kosong, ia kemudian duduk kembali di bangku yang sama;

CUT TO :

L S :
ALINA
VO : mungkin kereta berikutnya kau ada di dalamnya, aku akan setia menunggumu, sampai kapan pun,.....(menyeka keringat di wajah)

CUT TO :

Snapshots : ESTABLISH. memperlihatkan Alina yang menunggu dengan waktu yang cukup lama, sesekali ia melihat ke arah luar untuk melihat hari, kemudian ia kembali fokus pada stasiun tersebut, ia sesekali terlihat mengobrol dengan penumpang perempuan yang duduk di sampingnya, kemudian setelah penumpang perempuan itu pergi, ia pun kembali fokus pada setiap kedatangan kereta api, lalu ia pun kembali melihat ke arah luar, terlihat matahari mulai menguning, ia pun bangkit, dan merapikan bajunya, terlihat Alina meninggalkan stasiun kereta api tersebut;

CUT TO :

CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : mungkin hari esok kau akan ada di peron stasiun kereta ini, aku selalu menunggumu, sampai kapan pun, (menghela nafas)

DISSOLVE TO :

SC.8.EXT.JALANAN – SIANG
FADE IN.
CAMERA FOLLOW. Sebuah jalanan dengan lalu lintas yang sedikit sibuk, terlihat beberapa orang sedang berjalan menuju tempat kerjanya, mereka terlihat sibuk dengan sesekali merapikan pakaian mereka, terlihat beberapa orang sedang berdiri di samping lampu jalanan untuk menunggu trem yang datang, sebagian orang terlihat menunggu sambil membaca, terlihat Alina berjalan menyusuri trotoar, sesekali ia tersenyum ketika melihat kerumunan orang itu, kemudian ia bertemu dengan teman suaminya, Nino yang baru kembali dari medan pertempuran.

CAMERA FOLLOW :
NINO
(berjalan menunduk, kemudian mengangkat kepala) hei, aku sepertinya mengenal kau, hmm....tapi dimana ya? (mengkerutkan dahi) oh, iya, kau adalah istri Tedi’kan? (tersenyum)

CAMERA PAN TO :
ALINA
(menatap tajam) kau mengenal suamiku? (mengangkat kedua alis)

CAMERA PAN TO :
NINO
Iya, aku mengenalnya ia sering memandangi fotomu ketika ia sedang bertugas, terkadang ia menangis karena melihat fotomu, ia sering menceritakanmu, ia rindu denganmu, tapi ia sekarang sedang sibuk menjaga barak, mungkin beberapa bulan ke depan ia akan mendapatkan liburannya atau bahkan pensiunnya (tersenyum)

CAMERA PAN TO :
ALINA
Aku terharu mendengar perkataanmu, apa kau sudah selesai bertugas? (mengangkat kedua alis)

CAMERA PAN TO :
NINO
Ya, saya lebih dulu bertugas sebelum Tedi, saya bertemu dia ketika dia dan aku berada pelatihan, saya beruntung bisa berkenalan dengannya (tersenyum)

CAMERA PAN TO :
ALINA
Apa anda sedang...?(mengkerutkan dahi)

CAMERA PAN TO :
NINO
Istri saya? (tersenyum)

INS. : CU. memperlihatkan Alina yang menganggukkan kepala;

CAMERA PAN TO :
NINO
Ya, aku menunggu istriku, tadi ketika aku turun dari kereta api, ia tidak ada di tempat dimana dia akan selalu berdiri di sana, aku pikir ia sedang berjalan-jalan sejenak (tersenyum)

INS. : ESTABLISH. memperlihatkan seorang perempuan yang melambaikan tangannya ke arah Nino, kemudian perempuan itu mendekat pada Nino, terlihat perempuan itu berkaca-kaca ketika melihat Nino, lalu Alina dan Nino beserta istrinya terlibat percakapan kecil, Alina tampak senang ketika melihat Nino dan istrinya bertemu, kemudian mereka memutuskan untuk berpisah;

FADE OUT.
DISSOLVE TO :

SC.9.EXT. MARKAS PRAJURIT – SORE
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah markas prajurit dengan beberapa senapan terpampang di setiap tenda, terlihat beberapa prajurit dengan mengobrol dengan prajurit yang lain, mereka terlihat akrab, terlihat seorang prajurit yang kelihatannya berpangkat tinggi sedang mondar-mandir memeriksa keadaan markasnya, ia sesekali memegang pundak prajurit dan tersenyum, terlihat beberapa prajurit sedang berjalan menuju markas prajurit tersebut, mereka bersenjata lengkap dengan senapan yang dipegang dengan kuat, diantara mereka terdapat Tedi, ia tampak kelelahan, kemudian setelah sampai ke markas itu, ia memutuskan untuk beristirahat dan bercakap-cakap dengan teman-temannya, ia terlihat sangat tenang.

L S :
EDI
Ted, apa kau merasa puas ketika menjaga pos tadi? (tertawa)

CAMERA PAN TO :
TEDI
(tertawa) apa kau bilang? Puas? Gila! aku tidak merasa puas sama sekali, di sana tidak ada apa-apa untuk dilihat aku seperti patung pengawas saja, selama seharian tadi (tertawa)

CAMERA PAN TO :
EDI
Ted, coba kau lihat, si Imran (menunjuk salah satu prajurit) ia setiap saat menulis surat untuk pacarnya, kali ini pacarnya membalas surat ia, ia terlihat senang sekali (tersenyum) oh, ya omong-omong kau punya istri’kan? (menatap tajam)

CAMERA PAN TO :
TEDI
Ya,aku punya (tersenyum) ia adalah satu dari beberapa alasanku untuk tetap hidup di sini (tersenyum) aku menikah dengannya sudah hampir 2 tahun, tapi sayangnya kami belum dikaruniai seorang anak pun, kemudian aku mengikuti wajib militer ini, awalnya aku hanya coba-coba,tapi ternyata aku lulus dan sekarang berada di sini (tersenyum) apa kau belum punya istri? (mengkerutkan dahi)
CAMERA PAN TO :
EDI
Aku sudah bercerai dari istriku (menggelengkan kepala) ia tidak setuju aku ikut wajib militer, ia terlalu khawatir dengan keadaan peperangan, kemudian aku memaksa untuk tetapi mengikuti wajib militer, tapi ia terus saja tidak mengizinkanku, aku keluar dari rumah dan mendaftar, aku pikir ini adalah saatnya aku mengabdi pada negara (mengkerutkan dahi) tapi ia tidak pernah mengerti sampai akhirnya ia meminta cerai dariku (tersenyum) mungkin ia akan berpikir aku akan sangat kehilangannya, tapi aku tidak pernah sekali pun merasa kehilangan dia, bahkan aku sangat yakin ia yang akan merasa kehilangan aku (tersenyum)

CAMERA PAN TO :
TEDI
Hmm, begitu ya! (mengangguk) sudah berapa lama kau menikah dengan istrimu sampai kau menceraikannya? (mengkerutkan dahi)

CAMERA PAN TO :
EDI
Sudah 4 tahun dan kami sudah dikaruniai seorang anak perempuan, pada saat kami bercerai anak itu baru berusia 2 tahun (tersenyum) aku merasa khawatir justru pada anak itu bukan ibunya (tertawa)

CAMERA PAN TO :
TEDI
Hmm, sudah beberapa hari ini aku merindukan istriku, (tersenyum) setiap kali aku rindu padanya, aku hanya bisa memandangi foto dirinya tanpa bisa mengirimkan apapun, aku.....(terpotong)

CAMERA PAN TO :
EDI
Kau kirimi dia surat, seperti yang dilakukan si Imran, kau bisa lihat si Imran, ia selalu tersenyum, bahagia, aku tidak pernah melihat si Imran itu sedih apalagi merasa tidak betah! (tersenyum) setidaknya jika kalian berdua saling mengirimi surat, kalian akan terhubung dan secara tidak langsung kalian bisa saling tahu kondisi masing-masing, kau bisa ceritakan semua yang terjadi di sini pada istrimu, aku yakin istrimu akan sangat bahagia ketika mendapatkan surat darimu, sekarang kau ambil secarik kertas, lalu kau tulis sesuatu yang indah, mungkin bisa sebuah puisi, atau cerita pendek sekali pun, lantas lekas kau kirim itu pada istrimu,anggap itu sebagai kado dari medan pertempuran, ia pasti senang, apalagi jika kau bilang semua yang ada di sini sangat menyenangkan! (tertawa) ia pasti akan sangat bahagia (tersenyum)

CAMERA PAN TO :
TEDI
(tersenyum) iya, iya, (mengangguk) lalu aku harus tulis semua, termasuk kondisiku saat di sini? (mengkerutkan dahi)

CAMERA PAN TO :
EDI
Jika kau pikir itu bisa membuat istrimu merasa nyaman, kenapa tidak? Tapi jika kau pikir itu bisa membuat istrimu sedih sebaiknya jangan, kau ceritakan yang baik-baik saja di sini, buat harapan istrimu itu tinggi akan kedatanganmu di stasiun kereta api (tertawa)

INS. : ESTABLISH. memperlihatkan Edi dan Tedi yang terus bercakap-cakap;

FADE OUT.
DISSOLVE TO :

SC.10.INT.STASIUN KERETA API – PAGI
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah stasiun kereta api dengan beberapa kereta api yang diam, terlihat beberapa penumpang berdesakan masuk ke dalam kereta tersebut, terlihat seorang penjaga kereta sedang sibuk mengatur lalu lintas kereta, ia sesekali menggunakan peluitnya untuk memberitahu masinis, terlihat beberapa orang sedang menunggu kereta api, mereka duduk pada sebuah bangku yang terletak tidak jauh dari tempat penjualan tiket, terlihat Alina datang dengan menggunakan pakaian yang sangat menarik, baju berwarna putih bermotif polkadot hitam, dibalut dengan sweater warna kuning muda, rok yang dipakai senada dengan bajunya, dan berwarna hitam berhak rendah, ia terlihat menuju sebuah bangku, kemudian ia duduk, ia sesekali membuka tas kecilnya, mengambil sebuah cermin kecil dan merapikan riasan yang menempel di wajahnya, kemudian ia memasukkannya lagi.

C U :
ALINA
VO : aku harap ia kembali hari ini, aku sudah terlalu lama menunggunya pulang, ini sudah hampir 4 bulan ia meninggalkanku, aku sangat rindu dengannya, semoga saja ia bisa datang dan menyapaku di sini (tersenyum)

CUT TO :

Snapshots : ESTABLISH. memperlihatkan sebuah kereta api yang datang ke stasiun itu;

CUT TO :

CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : sayang kaukah yang ada di dalam kereta api ini? Ini aku adindamu terkasih datang untuk menjemputmu! (berdiri lalu berjalan menuju kereta itu)

CUT TO :

Snapshots : ESTABLISH. memperlihatkan para penumpang yang turun dari kereta api, kemudian mereka berjalan menuju pintu keluar, terlihat Alina berjalan menuju kereta tersebut, ia kemudian terlihat menerawang mencari-cari seseorang, sesekali ia menyenggol seseorang, secara refleks ia berkata “maaf!” dan tersenyum, tak lama setelah mencari, ia terlihat kelelahan, terlihat kereta pun sudah kosong, ia kemudian duduk kembali di bangku yang sama;

CUT TO :

L S :
ALINA
VO : mungkin kereta berikutnya kau ada di dalamnya, aku akan setia menunggumu, sampai kapan pun,.....(menyeka keringat di wajah)

CUT TO :

Snapshots : ESTABLISH. memperlihatkan Alina yang menunggu dengan waktu yang cukup lama, sesekali ia melihat ke arah luar untuk melihat hari, kemudian ia kembali fokus pada stasiun tersebut, ia sesekali terlihat mengobrol dengan penumpang perempuan yang duduk di sampingnya, kemudian setelah penumpang perempuan itu pergi, ia pun kembali fokus pada setiap kedatangan kereta api, lalu ia pun kembali melihat ke arah luar, terlihat matahari mulai menguning, ia pun bangkit, dan merapikan bajunya, terlihat Alina meninggalkan stasiun kereta api tersebut;

CUT TO :

CAMERA FOLLOW :
ALINA
VO : mungkin hari esok kau akan ada di peron stasiun kereta ini, aku selalu menunggumu, sampai kapan pun, (menghela nafas)

DISSOLVE TO :

SC.11.EXT.TAMAN – SIANG
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah taman dengan beberapa bangku tertata dengan rapi, terdapat sebuah pohon besar yang berada di tengah-tengah taman, di depan pohon tersebut terdapat sebuah kolam kecil dengan beberapa ikan yang terlihat berenang-renang, terlihat beberpa orang sedang berkunjung ke taman itu, mereka terlihat duduk pada bangku taman, satu orang sedang asyik dengan membaca buku, beberapa orang terlihat sedang mengobrol, terlihat Alina memasuki taman dan duduk pada sebuah bangku yang masih kosong, kemudian ia mengeluarkan buku dan menulis sesuatu.

CUT TO :

Snapshots (melatar-belakangi OS) : L S. memperlihatkan Alina yang menulis, sesekali ia terlihat tersenyum, kemudian sesekali ia terlihat melihat sekitarnya, lalu kembali menulis;

ALINA
OS : teruntuk kekasih yang tinggal nun jauh di sana...... kekasih apa kau masih dalam keadaan baik-baik saja di sana? Ataukah kau mulai lupa dengan darimana kau berasal? Ah, maaf aku terlalu terbawa suasana......aku yakin kau masih dalam keadaan baik-baik saja dan masih bisa mengingat apa yang telah kita lalui, aku pun masih yakin kau juga ingat dengan ikatan kita (berhenti) itu ikatan suci, kekasihku.......tapi ada satu hal yang tidak bisa aku mengerti darimu.............

CUT TO FLASHBACK :

SC.12.INT. RUANG TAMU – MALAM
FLASHBACK.
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah ruang tamu berwarna putih dengan kursi kayu berjumlah 4 buah yang tertata rapi dengan meja kayu yang diletakkan di tengah-tengah kursi tersebut, cahaya lampu sedikit buram, terlihat sebuah lukisan menghiasi dinding ruang tamu tersebut, terlihat gorden ditutup sangat rapi disamping jendela, terlihat Alina dan Tedi sedang berbincang-bincang.

Snapshots (melatar-belakangi OS) : ESTABLISH. memperlihatkan Alina dan Tedi yang sedang berbincang-bincang, sesekali Alina terlihat menggelengkan kepala, ia terlihat tidak suka dengan perkataan Tedi, kemudian terlihat Tedi menatap tajam Alina, lalu berbicara terlihat sangat serius, kemudian Alina menitikkan air mata dan memeluk Tedi dengan erat;



ALINA
OS : yaitu, keputusanmu untuk menjalani wajib militer, aku awalnya tidak mengerti dengan keputusanmu, tapi kemudian kau meyakinkanku dengan keputusanmu itu! aku senang kau memiliki sebuah keinginan untuk membela tanah airmu ini, kau bangga padamu........sampai kapan pun......

CUT TO FLASHBACK :

SC.13.EXT.TAMAN – SIANG
FLASHBACK.
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah taman dengan beberapa bangku tertata dengan rapi, terdapat sebuah pohon besar yang berada di tengah-tengah taman, di depan pohon tersebut terdapat sebuah kolam kecil dengan beberapa ikan yang terlihat berenang-renang, terlihat beberpa orang sedang berkunjung ke taman itu, terlihat Alina sedang mengunjungi taman itu dengan tiga orang temannya, ia tampak sangat santai, tidak jauh dari Alina ada Tedi yang sedang membaca buku.

Snapshots (melatar-belakangi OS) : ESTABLISH. memperlihatkan Alina sedang berbincang-bincang dengan teman-temannya, mereka tampak sangat asik dengan obrolan mereka, sesekali mereka tertawa-tawa, tidak jauh dari tempat Alina dan teman-temannya berbincang-bincang, terdapat Tedi yang sedang duduk membaca buku, kemudian salah satu teman Alina memanggil Tedi, terlihat Tedi menghampiri teman Alina tersebut, lalu teman Alina memperkenalkan Tedi pada Alina, terlihat Alina tidak suka dengan Tedi;

ALINA
OS : ah, satu hal lagi......apa kau masih ingat dengan taman ini, ini adalah taman yang mempertemukan kita, kita bertemu dengan di sini dengan keadaan tidak biasa, kau terlihat seperti seorang anak culun yang kehilangan arah, kau seperti anak yang sangat kampungan dengan kacamata bulatmu! (tertawa) aku sangat tidak menyukaimu pada saat itu, aneh ya! Tapi sekarang aku menjadi istrimu, (tertawa kecil)

CUT TO FLASHBACK :

SC.14.EXT.TAMAN – SIANG
FLASHBACK.
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah taman dengan beberapa bangku tertata dengan rapi, terdapat sebuah pohon besar yang berada di tengah-tengah taman, di depan pohon tersebut terdapat sebuah kolam kecil dengan beberapa ikan yang terlihat berenang-renang, terlihat beberpa orang sedang berkunjung ke taman itu, terlihat Tedi mengajak Alina untuk jalan-jalan ke taman itu, Alina terlihat tampak tidak terlalu memedulikan Tedi.

Snapshots (melatar-belakangi OS) : ESTABLISH. memperlihatkan Tedi yang asik menerangkan beberapa hal, terlihat Alina tidak begitu memerhatikan Tedi, sesekali ia tersenyum garing pada Tedi, kemudian Tedi melanjutkan perkataannya;

ALINA
OS : namun ada satu hal yang ada pada dirimu tapi tidak dimiliki oleh orang lain, kau orang yang sangat gigih berjuang untuk mendapatkan cintaku, padahal kau tahu aku sudah ada yang punya, aku tidak tahu ada laki-laki sehebat kau dalam mencari cinta, aku harap ada banyak orang sepertimu di dunia ini, agar semua perempuan sadar bahwa laki-laki yang hebat adalah laki-laki yang bisa mengejar cintanya sampai kapan pun (tertawa kecil)

CUT TO FLASHBACK :

SC.15.EXT.TAMAN – SIANG
FLASHBACK.
FADE IN.
ESTABLISH. Sebuah taman dengan beberapa bangku tertata dengan rapi, terdapat sebuah pohon besar yang berada di tengah-tengah taman, di depan pohon tersebut terdapat sebuah kolam kecil dengan beberapa ikan yang terlihat berenang-renang, terlihat beberpa orang sedang berkunjung ke taman itu, terlihat Tedi mengajak Alina mengunjungi taman dengan ekspresi wajah sangat bahagia.

Snapshots (melatar-belakangi OS) : L S. memperlihatkan Tedi yang terus meladeni Alina berbicara, mereka terlihat sangat bahagia, sesekali Alina melempar tawa pada Tedi, tangan mereka saling terpaut satu sama lain, sesekali mereka saling memandang, kemudian mereka tersenyum;

ALINA
OS : kemudian pada akhirnya kau bisa meluluhkan hati aku, aku tersanjung dengan kegigihanmu, kemudian aku memutuskan untuk berpaling padamu dan memulai sebuah perjalanan indah denganmu, kau buktikan bahwa kau lebih baik dari yang lain, selama ini kau membuktikannya dengan kesungguhan yang nyata, kau bisa membuatku merasa yakin dengan pilihanku (menarik nafas) aku bersyukur memilihmu....

FLASHBACK CUT TO :


Categories: Share

Leave a Reply